Jarang-jarang saya menulis tentang politik praktis, tapi ada
suatu hal yang sepertinya agak menarik untuk ditelaah. Belakangan ini santer
rumor yang beredar bahwa Jokowi dimajukan sebagai calon gubernur DKI Jakarta
oleh Prabowo guna melanggengkan jalan Prabowo untuk menjadi RI 1 di 2014.
Bahkan terakhir ada isu yang berseliweran bahwa Jokowi akan dijadikan calon
wakil presiden pasangan Prabowo, maka dari itu warga disarankan tidak memilih
Jokowi.
Di sini ada suatu kejanggalan. Ada pertanyaan besar yang tidak
tersentuh oleh pihak penyebar isu dan mereka yang mendapat isu tersebut, yaitu:
apa betul dengan Jokowi terpilih sebagai gubernur DKI jalan Prabowo akan makin
lancar? Darimana kesimpulan ini bisa didapatkan?
Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan, yakni:
- Anggaplah masyarakat memang tidak menginginkan Prabowo menjadi Presiden RI di 2014.
- Prabowo sudah mendapat tambahan citra positif dengan menjadi salah satu pihak yang mendukung Jokowi sebagai gubernur DKI.
- Berkat tim komunikasi yang baik, Jokowi sudah mencitrakan diri sebagai pihak yang dizalimi dalam berbagai isu (SARA, konspirasi Yahudi, dsb) dan sudah menjadi semacam cult of personality
- Masalah Jakarta terlalu pelik untuk bisa diperbaiki Jokowi (jika menang) dalam 1,5 tahun (saat Pemilu 2014)
- Jika Jokowi tidak perform sebagai gubernur DKI, citra Prabowo bisa menurun karena telah memilih orang yang salah dan gagal.
Jika asumsi di atas benar, maka jika Jokowi akhirnya kalah
pada Pilkada DKI putaran kedua, ia justru akan tampil sebagai cult hero, orang yang didamba-dambakan
untuk memperbaiki Jakarta namun kandas karena adanya permainan-permainan tidak
sedap. Ia juga akan kembali ke Solo yang mana tentu lebih mudah untuk
dipercantik dalam 1.5 tahun (menjelang Pemilu 2014) dibandingkan Jakarta. Tentu
hal ini bagus untuk prospek pencalonan Prabowo, apalagi jika mengambil Jokowi
sebagai pasangannya.
Skenario kedua, jika Jokowi akhirnya terpilih sebagai
gubernur DKI Jakarta. Ingat, ia hanya punya waktu 1.5 tahun untuk perform. Mengingat permasalahan Jakarta
yang begitu banyak, rasanya tidak mungkin ada hal substansial yang sudah
berhasil diatasi Jokowi dalam kurun waktu tersebut. Jadi justru dengan Jokowi
menang sebagai Gubernur DKI, bisa jadi peluang Prabowo di 2014 tidak lebih baik
daripada jika dia kalah.
Dalam analisa extensive
form, kira-kira bisa dibuat seperti demikian:
Ket: Nilai citra Prabowo untuk standar dan buruk di Solo lebih baik daripada nilai di Jakarta karena efek terzalimi dan cult hero yang terjadi.
Jadi kesimpulannya, kalau memang tidak ingin Prabowo menjadi
presiden RI di 2014, lebih baik Jokowi menjadi Gubernur DKI, karena akan
memberikan expected value yang jauh
lebih buruk pada citra Prabowo sebagai capres 2014.
Comments
Post a Comment